Minggu, 11 Desember 2011

MENGUKUR VOLUME BAHAN CAIR


MENGUKUR VOLUME BAHAN CAIR 
Volume menyatakan ukuran ruang yang ditempati suatu benda. Cara mengukur volume benda bergantung pada jenis benda; padat, cair, atau gas.
Mengukur Volume Zat Cair              
Volume zat cair dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat cair. Cara ini termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan volume yang tepat adalah dengan membaca skala pada posisi dasar cekungan zat cair.
Dewasa ini , untuk mengukur volume suatu zat cair masih menggunakan gelas ukur. Penggunaan gelas ukur memiliki banyak kekurangan, diantaranya sering terjadi kesalahan pembacaan, pengukuran antara orang yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, hasil ukur kurang akurat dan untuk pengukuran zat kimia cair dapat membahayakan pengguna gelas ukur. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka dalam proyek akhir ini telah dibuat suatu alat yang dapat mengukur volume zat cair berbasis PC. Zat cair yang akan diukur ditampung dalam suatu tangki, dimana keluar masuknya zat cair kedalam tangki dapat dikontrol oleh alat ini. Pengukuran volume zat cair dilakukan dengan cara mengambil data dari sensor ketinggian zat cair berupa potensiometer, kemudian data tersebut diubah kedalam bentuk data digital menggunakan ADC 0820. setelah itu data diolah CPU menjadi informasi yang menunjukan besarnya volume dalam tangki dan hasilnya ditampilkan pada monitor. Sebagai interface untuk menghubungkan alat dengan CPU digunakan PPI 8255. Data yang telah diolah dibandingkan dengan set point yang ditentukan oleh pemakai melaui keyboard untuk menentukan besarnya volume yang diinginkan dalam tangki. Selanjutnya alat pengukur volume zat cair ini akan mengatur banyaknya zat cait dalam tangki sesui yang diinginkan oleh pemakai. Dengan demikian alat ini dapat mengukur dan mengatur keluar masuknya volume zat cair secara otomatis dalamn tangki. Untuk mengoperasikan alat tersebut telah dibuat program berbasis Windows, cara penggunaan program dan pengoperasian alat dibuat sesederhana mungkin sehingga pengguna dapat mudah memahami cara menggunakan dan mengoperasikannya.
1. Alat untuk mengekstrak (ekstraktor)
Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi.
Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah.
Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya.
2. Alat untuk distilasi (distiler)                                                       
Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux.
3. Alat untuk reflux
Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks.
Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar