Minggu, 11 Desember 2011

Tugas Makalah Filsafat METODE STUDI FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Tugas Makalah Filsafat
METODE STUDI FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 






OLEH:
KELOMPOK V

RISWANI HARDIYANTI. R
SYAHRIAH
RISDA ULFA WAHYUNI


SEMESTER III (TIGA)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2011


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan hidayah dan pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata kuliah Biokimia. Salawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih kami kepada orang tua, terkhusus kepada Bpk.
H. Marjuni, S.Ag. M.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat, teman dan para khalayak yang telah memberikan dukungan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami sadar bahwa didalam penyelesaian makalah  ini terdapat kesalahan dan kekhilapan kami, dan itu merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari kami sebagai manusia biasa yang bisa berusaha dan berupaya dan yang menjadi penentu adalah ketetapan dari Tuhan yang Maha Esa. Dan karena itu saran akan perbaikan dari para khalayak senantiasa dapat memberikan pembelajaran yang baik pada kami sebagai penulis.
Akhir kata doa yang kami haturkan semoga apa yang menjadi refrensi dari makalah ini dapat diterima dan dapat bermamfaat oleh para khalayak.


Makassar, 10 November 2011


                                                                            Tem Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dunia pendidikan saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan guru, metode, kurikulum dan lain sebagainya.
Dan upaya untuk mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan dengan berbagai upaya. Tetapi upaya yang demikian itu tampaknya perlu dilacak pada akar permasalahannya yang bertumpu pada pemikiran filosofis. Kita ketahui bahwa secara umum filsafat berupaya menjelaskan inti dari segala yang ada, dan karena itu filsafat dikenal sebagai induk segala ilmu.
Filsafat pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti yang akan kita bahas dalam makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam dan fungsinya serta metode-metode apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Tujuan dari makalah ini agar kita mengetahui dan memikirkan bagaimana menggunakan metode pendidikan ketika terjun dalam masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena dengan mengetahuinya kita setidaknya sudah bisa mengantisipasi segala problem yang akan kita hadapi saat berada dalam masyarakat khususnya dalam hal pendidikan.



B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat di buat perumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari metode pendidikan islam ?
2.      Apa jenis-jenis dari  metode pendidikan islam ?
3.      Apa sajakah metode yang di pergunakan dalam penyelidikan filsafat ?

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.       Mengetahui tentang pengertian metode pendidikan islam
2.       Mengetahui jenis – jenis metode pendidikan islam
3.       Mengetahui tentang metode yang di pergunakan dalam penyelidikan filsafat










BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian metode pendidikan islam
a.    Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui. Runes, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Noor Syam, secara teknis menerangkan bahwa metode adalah (1) Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. (2) Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu. (3) Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan.Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau tersistematisasikannya suatu pemikiran.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai sifat ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode itu mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpoce). Misalnya, suatu metode tertentu pada suatu situasi dan kondisi tertentu dapat dipergunakan untuk merusak, dan pada situasi dan kondisi yang lain dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan membangun. Contohnya, penggunaan video cassete recorder (VRC) untuk merekam semua jenis film, baik fornografis maupun yang moralis, yang hal itu bila dipergunakan sebagai media pembelajaran, maka sasarannya dapat merusak disamping dapat memperbaiki atau membangun. Monopragmatis adalah alat yang hanya dapat dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan. Misalnya, laboratorium ilmu alam, hanya dapat dipergunakan untuk eksperimen-eksperimen bidang ilmu alam, tidak dapat dipergunakan untuk eksperimen bidang ilmu lain.

b.    Pengertian Pendidikan Islam
Setelah kita membahas tentang metode, selanjutnya kita akan membahas tentang pendidikan Islam. Tetapi terlebih dahulu kita akan membahas tentang pendidikan. Banyak para pakar pendidikan yang mendefinisikan pendidikan secara berbeda-beda tetapi pada intinya sama.
Beberapa ahli pendidikan di Barat yang memberikan arti pendidikan sebagai proses antara lain: Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
Menurut William Mc Gucken, SJ, seorang tokoh pendidikan Katolik berpendapat bahwa pendidikan diartikan oleh ahli Scholaktik, sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari kemampuan-kemampuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individual atau sosial dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersatu dengan Penciptanya sebagai tujuan akhir.
Menurut Prof. Sugarda Purbakawaca, dalam "Ensiklopedi Pendidikan"nya, memberikan pengertian pendidikan, sebagai berikut: "Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta ketrampilannya (orang menamakan ini juga "mengalihkan" kebudayaan, dalam bahasa Belanda: Cultuurover dracht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani."
Setelah membahas Pendidikan selanjutnya kita akan memaparkan tentang pendidikan Islam. Berikut ini adalah beberapa pengertian Pendidikan Islam secara terminologi yang diformulasikan oleh para ahli Pendidikan Islam, diantaranya adalah:
a. Menurut al-Syaibaniy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
b. Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
c. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil)
d. Ahmad Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.


c.     Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para pakar diatas tentang pengertian Metode dan Pendidikan Islam. Kita dapat menyimpulkan tentang pengertian Metode Pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh al-Syaibaniy yaitu, segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.
Ahmad Tafsir secara umum membatasi bahwa metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kemudian Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa metode Pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada anak didik.
Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat membawa arti sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

2.    Jenis-jenis dari  metode pendidikan islam
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany
Dalam bukunya, Syaibany memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode Pengambilan Kesimpulan atau Induktif.
Metode ini bertujuan untuk membimbing pelajar untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan kesimpulan. Metode ini mulai dengan membahas dari bagian-bagian yang kecil untuk sampai kepada undang-undang umum.
Metode ini dapat digunakan pada berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam. Misalnya, nahu, saraf, fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam berbagai ilmu yang lain. Dan metode ini telah digunakan oleh pendidik-pendidik dan cerdik pandai Islam. Orang-orang Islamlah yang mula-mula menggunakan dan memantapkan metode ini sebelum munculnya Roger Bacon, dan sesudah itu Francis Bacon yang selalu dianggap orang sebagai pencipta metode tersebut.
b . Metode Perbandingan
                 Metode ini berbeda dengan metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-bagian yang kecil, dimana disebutkan prinsip umum dahulu, kemudian diberi contoh-contoh dan perincian-perincian yang menjelaskan dari prinsip-prinsip umum tersebut. Metode perbandingan dapat digunakan pada pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran yang mengandung prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya termasuk bagian-bagian dan masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam mengajarkan bahasa, baik sastra atau nahu, sejarah, saraf dan lain-lain.
                 Pendidik-pendidik dan para ulama-ulama Islam sudah banyak menggunakan metode perbandingan dalam pengajaran, perbincangan dan dalam usaha membuktikan kebenaran fikiran dan kepercayaan mereka pada karya-karyanya. Terutama sesudah mereka berhubungan dengan logika Aristoteles, yang pertama kali merupakan logika perbandingan.
c.     Metode Kuliah
Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa mengajar menyiapkan pelajaran dan kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara penting yang ingin dibicarakannya. Ia memulai kuliahnya dengan mengutarakan sepintas lalu tentang perkara-perkara penting yang ingin dibicarakan. Kemudian menjelaskan dengan terperinci tentang perkara-perkara yang disimpulkannya pada permulaan kuliahnya. Pelajar-pelajar mengikuti dengan mendengar dan mencatat apa yang difahami dari kuliah itu, untuk dipelajari sekali lagi dengan cara masing-masing.
Pendidik-pendidik Islam mengenal metode ini, sebagaimana juga mereka telah mengenal dua metode sebelumnya. Mereka menggunakannya dalam pengajaran, bimbingan, dan dakwah kepada jalan Allah. Mereka telah meletakkan dasar-dasar, prinsip-prinsip dan syarat-syarat yang menjamin kejayaannya sebagai metode mengajar dakwah.
d.    Metode Dialog dan Perbincangan
e.     Metode Dialog
metode yang berdasarkan pada dialog, perbincangan melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan, dikeritik dan dibantah lagi. Ahli-ahli pendidikan Islam telah mengenal metode dialog yang dianggap oleh pendidik-pendidik modern berasal dari filosof Yunani Socrates, kemudian mereka kembangkan sesuai dengan tabiat agama dan ahlaknya. Dan atas itulah didasarkan metode perdebatan yang betul-betul merupakan salah satu ciri-ciri khas pendidikan Islam.


f.       Metode Lingkaran
Pada metode ini, yang terus menerus dipergunakan pada yayasan-yayasan pendidikan dalam dunia Islam semenjak bermulanya dakwah Islamiyah. Pelajar-pelajar mengelilingi guru-gurunya dalam setengah bulatan untuk mendengarkan syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia duduk bersandar pada sebuah tiang di Mesjid menghadap kiblat. Sebagian ulama mengkhususkan tiang-tiang tertentu yang dijadikan majlisnya sepanjang hidupnya. Kalau seorang guru telah memilih tempat tertentu untuk tempat pengajarannya maka biasanya beliaulah mendapat keutamaan untuk menempati tempat tersebut
Guru-guru yang memasuki halaqah pelajaran harus telah berwudu' dan berbau harum dan dalam bentuk pakaian yang baik dan dengan khusu' kepada Allah, terutama pada pelajaran tafsir dan hadits. Guru memulai pelajaran dengan membaca Bismillah, dengan memuji kepada Allah dan mengucapkan salawat kepada Nabi SAW. Kemudian barulah dia memulai pelajarannya. Sehingga bila ia selesai ditutupnya dengan membaca al-Fatihah kemudian murid-muridnya disuruh untuk membaca pelajaran yang akan datang.
g.      Metode Riwayat
Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang digunakan oleh pendidik Islam. Hadits, bahasa dan sastera Arab termasuk ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan metode ini. Tentang hadits Nabi, sahabat-sahabat Nabi SAW meriwayatkan apa yang didengarnya dari beliau tentang hukum-hukum petunjuk, atau pekerjaan-pekerjaan dan keadaan disaksikan dan dilaksanakan.
h.       Metode Mendengar
Metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan sesuatu. Metode ini banyak digunakan pada abad pertama dakwah Islamiyah, karena pada saat itu tulisan dan pembacaan belum tersebar luas dimasyarakat. Dan juga karena para ahli pada abad itu tidak senang menulis apa yang diriwayatkannya sebab kawatir kalau tulisan itu akan serupa dengan al-Qur’an.
i.        Metode Membaca
Metode ini merupakan alat yang digunakan dalam mengajarkan dan meriwayatkan karya ilmiah yang biasanya bukan karya guru sendiri. Menurut metode ini murid membacakan apa yang dihafalnya kepada gurunya atau orang lain membacanya sedang dia mendengar.
Metode ini tersebar setelah pintu ijtihad didunia Islam telah tertutup, dan pengajaran terbatas hanya pada mengikuti buku-buku tertentu yang berkisar dari situ ke situ saja, tidak boleh melampuinya. Segala usaha hanya tertumpu pada membaca, manghafal dan mengulang-ulang kata-kata orang dahulu.
j.        Metode Imla’
Metode Imla’ adalah metode mencatat apa yang didengarnya. Misalnya seorang guru membacakan sebuah naskah kemudian murid-muridnya mencatat setiap kata yang didengarnya. Metode ini pernah digunakan pada saat memberikan imla’ dalam hadits seperti yang dilakukan oleh Al-Sayuti pada tahun 873 H. dan metode ini juga digunakan pada pelajaran bahasa Arab.
k.      Metode Hafalan
Metode hafalan adalah salah satu metode yang terpusat pada hafalan. Ulama-ulama terdahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk mengahafal al-Qur’an dan al-Hadits. Karena pada saat itu sedikit sekali yang mengerti tentang tulis menulis. Metode hafalan ini masih digunakan sampai sekarang, karena terbukti bisa meningkatkan pemikiran.
l.         Metode Pemahaman
Metode pemahaman adalah memahami suatu wacana yang sedang dikaji. Metode ini sangat penting dalam pendidikan Islam, karena dengan memahami sebuah tulisan kita bisa mengerti maksud dibalik tulisan itu. Banyak dari kalangan kita yang hanya membaca sebuah buku tetapi sulit untuk memahaminya. Karena metode ini memerlukan pemikiran yang lebih dibandingkan dengan metode yang lainnya.
m.     Metode Lawatan Untuk Menuntut Ilmu
Metode lawatan adalah berkunjung kesuatu tempat untuk mencari ilmu atau biasa disebut dengan Studi Banding. Pada saat ini studi banding banyak dipraktekkan dalam lingkungan pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, bahkan instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini didasarkan pada manfaat yang diperoleh dari metode ini. Dengan metode ini kita akan mempunyai banyak teman, mendapat ilmu, dan memperoleh pengalaman yang sebelumnya tidak kita dapatkan ditempat kita belajar.Para ulama kita pada zaman dahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk mencari ilmu, menyebar luaskan Islam.
2.       Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah.
         Abdurrahman mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode ceramah, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
b. Metode Diskusi, yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dalam metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling benar atau terbaik.
c. tanya jawab dan dialog, yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah buku. Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan, deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat. Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
d. Metode perumpamaan atau Metafora. Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur'an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut ayat 41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahuit (Ankabut 41)
e. Metode hukuman, yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta didik. Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah: hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar akan kesalahannya.
3.      Menurut Abd al-Rahman al-Nahlawi
Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan yang berdasarkan Metode Qur’an dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu:
a. Metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi, adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh pendidik. Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam, yaitu: (1) Hiwar Khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan dengan hamba-Nya. (2) Hiwar Washfi, yaitu dialog antara Tuhan dengan malaikat atau dengan makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT berdialog dengan malaikat tentang orang-orang zalim. (3) Hiwar Qishashi terdapat dalam al-Qur'an, yang baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari Uslub kisah dalam Al-Qur'an. Seperti Syuaib dan kaumnya yang terdapat dalam Surat Hud ayat 84-85. (4) Hiwar Jadali adalah hiwar yang bertujuan untuk memantapkan hujjah atau alasan baik dalam rangka menegakkan kebenaran maupun menolak kebatilan. Contohnya dalam al-Qur'an terdapat dalam Surat An-Najm ayat 1-5. (5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
b. Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi, adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur'ani bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat agar beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode pendidikan yang sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.
c. Metode Amtsal (perumpamaan) Qur’ani, adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik dalam memahami konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda konkrit seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
d. Metode keteladanan, adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi yang tidak baik juga ditiru.
e. Metode Pembiasaan, adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak dia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.
f. Metode Ibrah dan Mau’izah. Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan metode Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan perbuatan
g. Metode Targhib dan Tarhib. Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagian hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah karena dosa yang dilakukan.




3. Metode yang di pergunakan dalam penyelidikan filsafat
John Dewey, ahli filsafat Pendidikan USA, sedikit berbeda degan Descartes dalam hal metode/cara-cara yang dipergunakan dalam berpikir, meskipun sama rasionalistisnya, yaitu berpikir refleksi, suatu cara berpikir yang dimulai dari adanya problem-problem yang dihadapkan padanya untuk dipecahkan.Kenyataan merupakan sduatu problem yang oleh para ahli filsafat dipandang sebagai problem besar, yang cara pemecahannya sebagai berikut: (menurut J. Dewey)
  1. Lebih dahulu harus menganalisis situasi secara hati-hati dan mengumpulkan semua fakta yang dapat kita peroleh
  2. Setelah melakukan Observasi, maka pemecahan yang diusulkan dan ditetapkan
  3. Melalui metode histories. Paara ahli piker dapat mendekatinya sampai tingkat tertentu yang wajar dengan menggunakan metode ini.
Metode lainnya yang digunakan dalam Study Filasafat Pendidikan adalah sebagai berikut:
-       Metode Analitis-Sintesis
Yaitu suatu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif dan deduktif serta analisis ilmiah.
Banyak ahli filsafat Yunani kuno mempergunakan metode berpikir Induktif. Seperti Thales, yang dengan menyaksikan air yang terdapat disemua likasi, semua makhluk, baik tumbuhan maupun binatang atau manusia yang dalam yubuhnya mengandung air. Gejala ini kemudian dijadikan kesimpulan bahwa segala yang maujud ini berasal dari air. Begitupun Anaximenes yang menganggap bahwa segala sesuatu yang maujud ini berasal dari udara.
Metode berpikir Induktif dapat disempurnakan dengan berpikir deduktuf, yaitu berpikir dengan menggunakan premis-premis dari fakta yang bersifat umum menuju kearah yang bersifat khusus sebagai kesimpulan. Cara ini banyak didasarkan atas fenomena kehidupan dialam semesta, misalnya problema yang bernilai cultural edukatif dengan menggunakan premis-premis yang benar, diukur dengan kenyataan yang berlaku. Dapat disusun suatu silogisme sebagai berikut:
  1. Premis mayor : Bangsa yang ingin memperoleh kemajuan hidup, harus memperoleh pendidikan yang baik dan terencana
  2. Premis  minor : Bangsa Indonesia juga ingin memperoleh kemajuan
  3. Kesimpulan : Bangsa Indonesia harus memperoleh pendidikan yang baik
  1. Filsafat dipandang sebagai analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan konsep, maka metode pengungkapan permasalahannya pun menggunakan analisis bahasa dan analisis konsep. Analisis bahasa dan konsep itu dipandang oleh hamper semua ahli filsafat sebagai fungsi pokok yang sah dari filsafat
Analisis filosofis pada hakikatnya adalah terrdiri dari analisis Linguistik (bahasa) dan analisis konsep. Analisis bahasa digunakan untuk mengetahui arti yang sesungguhnya dari sesuatu, sedangkan analisis konsep adalah analisis kata yang dianggap kunci pokok yang mewakili suatu gagasan atau konsep. Kedua konsep tersebut tak dapat dipisahkan.






BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
                  Dari uraian singkat diatas dapat kami simpulkan beberapa hal, yaitu ternyata dalam dunia pendidikan memiliki banyak metode pendidikan. Karena dalam pendidikan seorang pendidikan tidak hanya mengenal satu karakter orang saja tetapi banyak karakter, hal ini menyebabkan ketika pendidik sedang mengajar akan menghadapi masalah yang berbeda-beda. Disamping itu metode pendidikan merupakan jembatan yang bisa menghubungkan pendidik dengan peserta didik, seandainya metode ini tidak ada pendidik akan kesulitan dalam menerapkan kurikulum dan tujuan yang ingin dicapainya.
                  Metode pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan, untuk itu setiap pendidik hendaknya mengetahui tentang metode pendidikan. Bukan saja secara formal tetapi yang tidak formalpun harus diketahui. Banyak para ahli pendidikan dahulu maupun sekarang memformulasikan metode pendidikan, tetapi pada kenyataannya memilki satu tujuan yaitu membentuk manusia yang terdidik.
B.     Saran

Mungkin hanya itu yang dapat kami simpulkan dari beberapa uraian diatas. semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya generasi muda yang akan terjun dimasyarakat tentunya harus mempunyai bekal yang matang dan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H. M. 1987. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara
Barnadib, Imam. 1990. Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan IKIP Yogyakarta
Nata, H. Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Ahmad Tafsir. 2006. Filsafat pendidikan Islam. Bandung: Pt Remaja Rosda
Nurcholis Madjid. 1994.  Khasanah Intlektual Islam. Jakarta: Pt Bulan Bintang
Ramayulis. 2002.  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar