Tugas Kelompok
Biologi Sel
MITOKONDRIA
Oleh:
Sri Susanti
Rasida
Tarif Aziz
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
T.A
2011/2012
1.
MITOKONDRIA
Sel merupakan unit
terkecil makhluk hidup. Di dalam sel terdapat organel-organel, diantaranya
adalah Retikulum endoplasma, vakoula, ribosom, badan golgi, sentriol, lisosom,
peroksisom, dan mitokondria. Pada uraian kali ini akan dibahas singkat mengenai
salah satu organel sel yaitu Mitokondria.
Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,
plural:mitochondria) adalah organel tempat
berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain itu juga berfungsi selular yang lain, seperti metabolisme asam lemak, biosintesis pirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular dan penghasil energi berupa adenosina
trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria terdapat pada seluruh sel eukariotik. Dalam sel biasanya
terdapat banyak mitokondria. Karena ukurannya yang sangat kecil, sebagian besar
mitokondria tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya. Mitokondria yang
berbentuk oval memiliki panjang sampai 7 µm dan berdiameter 0,5 sampai 1 µm.
Dengan ukuran sekecil ini, mitokondria bisa dilihat melalui
mikroskop elektron. Mitokondria baru bisa dihasilkan dari perkembangan dan
pembelahan dari mitokondria yang sudah ada sebelumnya.
1. STRUKTUR
Struktur umum suatu mitokondrion. Mitokondria
banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah
dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel tergantung pada jenis dan kebutuhan
sel tersebut. Umumnya,
mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm.
Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran.
Membran luar
terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung
protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar
mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran
luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang
berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi
menghasilkan asetil-KoA.
Membran dalam
yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80%
protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini
meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam
matriks, disebut krista. Stuktur krista
ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan
kemampuannya dalam memproduksi ATP.
Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase
yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor
yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam. Di dalam
Mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa
mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai
di jantung, hati, dan otot.
Ruang antar
membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi
oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks
mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria
(mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium,
kalsium dan kalium.
Terdapat hipotesis bahwa
mitokondria merupakan organel hasil evolusi dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota. Hipotesis ini
didukung oleh beberapa fakta antara lain,
- adanya DNA di dalam
mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang
terpisah dari sel inangnya,
- beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri,
baik ukuran maupun cara reproduksi dengan
membelah diri, juga struktur DNA yang berbentuk lingkaran.
Oleh karena
itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem
genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang
dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot.
Secara garis besar, tahap respirasi
pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur
atau siklus
Krebs.
2. PERAN DAN FUNGSI MITOKONDRIA
Peran utama
mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat
di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan
sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk
setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya
dihasilkan dua molekul ATP.
Proses
pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima
tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada
membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses
transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari
kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks
III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan
juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
Walaupun telah
diketahui bahwa mitokondria merubah materi organik menjadi energi sel yang
berupa ATP, mitokondria memerankan peranan penting pada proses metaboik, yaitu
pada sintesis protein Adapun fungsi mitokondria hanya untuk tipe sel yang
spesifik. Mutasi pada regulasi gen menghasilkan kerusakan mitokondria. Peran
utama dari mitokondria adalah memproduksi ATP yang direfleksikan oleh membran
dalam.
Hasil oksidasi dari proses glikolisis berupa
piruvat dan NADH dan diproduksi dalam sitosol. Ini merupakan proses respirasi
sel, juga dikenal sebagai respirasi aerob, yang membutuhkan adanya oksigen. Energi
redok dari NADH dan FADH2 diubah menjadi okasigen dengan beberapa
langkah melalui transfer elektron. Protein komplek pada membran dalam berfungsi
mentransfer dan menghasilkan energi yang digunakan untuk memompa proton (H+)
ke ruang intermembran.
Fungsi utama
mitokondria adalah menjadi sumber energi sel yang memproduksi energi dalam
bentuk ATP. Oleh karena itu, mitokondria banyak terdapat dalam sel yang
mempunyai aktivitas metabolisme yang cukup tinggi dan memerlukan ATP dalam
jumlah banyak, seperti sel otot jantung.
3.
SIKLUS HIDUP
MITOKONDRIA
Mitokondria
dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel
bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar
sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya sebelum mitokondria
bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini
dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan pada
bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian
luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan
dua bagian mitokondria.
4.
DNA
MITOKONDRIA
Mitokondria
memiliki DNA tersendiri,
yang dikenal sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial
DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi membran
(prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang
teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya
merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan
organisme eukariotik. Teori ini
dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria
yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (mitokondria
sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena
letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel
telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.
DNA mitokondria, Berbeda
dengan organel sel lainnya, mitokondria memiliki materi genetik sendiri yang
karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di inti sel. Mitokondria, sesuai
dengan namanya, merupakan rantai DNA yang terletak
di bagian sel yang bernama mitokondria. DNA
mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran, jumlah gen, dan
bentuk. Di antaranya adalah memiliki laju mutasi yang lebih tinggi, yaitu
sekitar 10-17 kali DNA inti. Selain itu DNA
mitokondria terdapat dalam jumlah banyak (lebih dari 1000 kopi) dalam tiap sel,
sedangkan DNA inti hanya berjumlah dua kopi. DNA inti merupakan hasil
rekombinasi DNA kedua orang tua sementara DNA mitokondria hanya diwariskan dari
ibu (maternally inherited).
Besar genom pada DNA
mitokondria relatif kecil apabila dibandingkan dengan genom DNA pada nukleus.
Ukuran genom DNA mitokondria pada tiap tiap organisme sangatlah bervariasi.
Pada manusia ukuran DNA mitokondria adalah 16,6 kb, sedangkan pada Drosophila
melanogaster kurang lebih 18,4 kb. Pada khamir, ukuran genom
relatif lebih besar yaitu 84 kb. Tidak seperti DNA nukleus yang berbentuk linear, mtDNa
berbentuk lingkaran. Sebagian besar mtDNA membawa gen yang berfungsi dalam
proses respirasi sel. Eksperimen yang dilakukan dengan menghilangkan mtDNA pada
S. cerevisceae menunjukan penurunan tingkat pertumbuhan yang signifikan yang
ditandai dengan mengecilnya ukuran sel.
a.
Struktur DNA Mitokondria
DNA mitokondria
(mtDNA) berukuran 16.569 pasang basa dan terdapat dalam matriks mitokondria,
berbentuk sirkuler serta memiliki untai ganda yang terdiri dari untai heavy (H)
dan light (L).
Dinamakan
seperti ini karena untai H memiliki berat molekul yang lebih besar dari untai
L, disebabkan oleh banyaknya kandungan basa purin. MtDNA terdiri dari daerah pengode (coding region)dan
daerah yang tidak mengode (non-coding region). MtDNA mengandung 37 gen pengode
untuk 2 rRNA, 22 tRNA, dan 13 polipeptida yang merupakan subunit kompleks enzim
yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif, yaitu: subunit 1, 2, 3, 4, 4L, 5,
dan 6 dari kompleks I, subunit b (sitokrom b) dari kompleks III, subunit I, II,
dan III dari kompleks IV (sitokrom oksidase) serta subunit 6 dan 8 dari
kompleks V. Kebanyakan gen ini ditranskripsi dari untai H, yaitu 2 rRNA,14 dari
22 tRNA dan 12 polipeptida. MtDNA tidak memiliki intron dan semua gen pengode
terletak berdampingan.
Sedangkan
protein lainnya yang juga berfungsi dalam fosforilasi oksidatif seperti
enzim-enzim metabolisme, DNA dan RNA polimerase, protein ribosom dan mtDNA
regulatory factors semuanya dikode oleh gen inti, disintesis dalam sitosol dan
kemudian diimpor ke organel.
Daerah yang
tidak mengode dari mtDNA berukuran 1122 pb, dimulai dari nukleotida 16024
hingga 576 dan terletak di antara gen tRNApro dan tRNAphe. Daerah ini
mengandung daerah yang memiliki variasi tinggi yang disebut displacement loop
(D-loop). D-loop merupakan daerah beruntai tiga (tripple stranded) untai ketiga
lebih dikenal sebagai 7S DNA. D-loop memiliki dua daerah dengan laju
polymorphism yang tinggi sehingga urutannya sangat bervariasi antar individu,
yaitu Hypervariable I (HVSI) dan Hypervariable II (HVSII).
Daerah
non-coding juga mengandung daerah pengontrol karena mempunyai origin of
replication untuk untai H (OH) dan promoter transkripsi untuk untai H dan L (PL
dan PH) [Anderson et al., 1981]. Selain itu, daerah non-coding juga mengandung
tiga daerah lestari yang disebut dengan conserved sequence block (CSB) I, II,
III. Daerah yang lestari ini diduga memiliki peranan penting dalam replikasi
mtDNA.
b.
Daerah Hipervariabel DNA Mitokondria
Daerah kontrol
memiliki tingkat mutasi dan polymorphism yang paling tinggi di dalam genom DNA
mitokondria. Pada daerah D-loop terdapat hipervariabel 1 (HV1) dan
hipervariabel 2 (HV2). Hypervariable I (HVSI) pada urutan nukleotida
16024-16383 dan Hypervariable II (HVSII) yang terletak pada nukleotida 57-372.
Dua daerah ini memiliki laju mutasi yang lebih tinggi dari daerah pengode. Oleh karena
sifatnya yang polimorfik, daerah ini sangat beragam antar individu tetapi sama
untuk kerabat yang satu garis keturunan ibu. Laju mutasi sejauh ini diketahui
1:33 generasi, jadi perubahan urutan nukleotida hanya akan terjadi setiap 33
generasi. Oleh karena itu, daerah ini sering dianalisis dan sangat penting
untuk digunakan dalam proses identifikasi individu.
c.
Sifat-sifat DNA Mitokondria
MtDNA
diwariskan secara maternal [Browning, et al., 1979, Giles et al.,1980]. Sel
telur memiliki jumlah mitokondria yang lebih banyak dibandingkan sel sperma,
yaitu sekitar 100.000 molekul sedangkan sel sperma hanya memiliki sekitar
100-1500 mtDNA. Dalam sel
sperma mitokondria banyak terkandung dalam bagian ekor karena bagian ini yang
sangat aktif bergerak sehingga membutuhkan banyak ATP.
Pada saat
terjadi pembuahan sel telur, bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hanya
sedikit atau hampir tidak ada mtDNA yang masuk ke dalam sel telur. Hal ini
berarti bahwa sumbangan secara paternal hanya berjumlah 100 mitokondria.
Apalagi dalam proses pertumbuhan sel, jumlah mtDNA secara paternal semakin
berkurang. Maka jika dibandingkan dengan sumbangan secara maternal yaitu
100.000, maka sumbangan secara paternal hanya 0,01%. Oleh karena itu dapat
dianggap tidak terjadi rekombinasi sehingga dapat dikatakan bahwa mtDNA
bersifat haploid, diturunkan dari ibu ke seluruh keturunannya.
DNA mitokondria
juga memiliki sifat unik lainnya yaitu laju mutasinya yang sangat tinggi
sekitar 10-17 kali DNA inti [Wallace et al., 1997]. Hal ini dikarenakan mtDNA
tidak memiliki mekanisme reparasi yang efisien [Bogenhagen, 1999], tidak
memiliki protein histon, dan terletak berdekatan dengan membran dalam
mitokondria tempat berlangsungnya reaksi fosforilasi oksidatif yang
menghasilkan radikal oksigen sebagai produk samping.
Selain itu, DNA
polimerase yang dimiliki oleh mitokondria adalah DNA polimerase γ yang tidak
mempunyai aktivitas proofreading (suatu proses perbaikan dan pengakuratan dalam
replikasi DNA). Tidak adanya aktivitas ini menyebabkan mtDNA tidak memiliki
sistem perbaikan yang dapat menghilangkan kesalahan replikasi. Replikasi mtDNA
yang tidak akurat ini akan menyebabkan mutasi mudah terjadi. Salah satu
bentuk keunikan lainnya dari mitokondria adalah perbedaan kode genetik
mitokondria menunjukkan perbedaan dalam hal pengenalan kodon universal. UGA
tidak dibaca sebagai “berhenti” (stop) melainkan sebagai tryptofan, AGA dan AGG
tidak dibaca sebagai arginin melainkan sebagai “berhenti”, AUA dibaca sebagai
methionin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar