MENGUKUR VOLUME BAHAN CAIR
Volume menyatakan ukuran ruang yang
ditempati suatu benda. Cara mengukur volume benda bergantung pada jenis benda;
padat, cair, atau gas.
Mengukur Volume Zat Cair
Volume zat cair dapat diukur dengan
menggunakan gelas ukur. Caranya adalah dengan memasukkan zat cair ke dalam
gelas ukur yang kosong, kemudian baca posisi permukaan zat cair. Cara ini
termasuk pengukuran secara langsung. Pembacaan volume yang tepat adalah dengan
membaca skala pada posisi dasar cekungan zat cair.
Dewasa
ini , untuk mengukur volume suatu zat cair masih menggunakan gelas ukur.
Penggunaan gelas ukur memiliki banyak kekurangan, diantaranya sering terjadi
kesalahan pembacaan, pengukuran antara orang yang satu dengan yang lainnya
terdapat perbedaan, hasil ukur kurang akurat dan untuk pengukuran zat kimia
cair dapat membahayakan pengguna gelas ukur. Untuk mengurangi kelemahan
tersebut, maka dalam proyek akhir ini telah dibuat suatu alat yang dapat mengukur
volume zat cair berbasis PC. Zat cair yang akan diukur ditampung dalam suatu
tangki, dimana keluar masuknya zat cair kedalam tangki dapat dikontrol oleh
alat ini. Pengukuran volume zat cair dilakukan dengan cara mengambil data dari
sensor ketinggian zat cair berupa potensiometer, kemudian data tersebut diubah
kedalam bentuk data digital menggunakan ADC 0820. setelah itu data diolah CPU
menjadi informasi yang menunjukan besarnya volume dalam tangki dan hasilnya
ditampilkan pada monitor. Sebagai interface untuk menghubungkan alat dengan CPU
digunakan PPI 8255. Data yang telah diolah dibandingkan dengan set point yang
ditentukan oleh pemakai melaui keyboard untuk menentukan besarnya volume yang
diinginkan dalam tangki. Selanjutnya alat pengukur volume zat cair ini akan
mengatur banyaknya zat cait dalam tangki sesui yang diinginkan oleh pemakai.
Dengan demikian alat ini dapat mengukur dan mengatur keluar masuknya volume zat
cair secara otomatis dalamn tangki. Untuk mengoperasikan alat tersebut telah dibuat
program berbasis Windows, cara penggunaan program dan pengoperasian alat dibuat
sesederhana mungkin sehingga pengguna dapat mudah memahami cara menggunakan dan
mengoperasikannya.
1. Alat untuk mengekstrak
(ekstraktor)
Pemisahan suatu
senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat
dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda
ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi.
Ektraksi merupakan
salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan
fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair.
Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran
berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar
pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada
dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah.
Ekstraksi padat-cair
dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan
menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet.
Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan
alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas
bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada
tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau
pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut
pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c),
selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah
mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk
pada labu (a). Begitu seterusnya.
2. Alat
untuk distilasi (distiler)
Distilasi adalah
metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada
di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang
memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap
dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh
yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap,
uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat
dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai
distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila
komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik
didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat
distilasi ditambah dengan kolom vigreux.
3. Alat untuk reflux
Reaksi kimia kadang
dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih
pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan
untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat
refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa
tipe alat refluks.
Alat refluks paling
sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b),
[2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin
Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan
labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau
termometer (d).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar