Tugas Makalah Filsafat
METODE STUDI FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM
OLEH:
KELOMPOK V
RISWANI
HARDIYANTI. R
SYAHRIAH
RISDA ULFA WAHYUNI
SEMESTER III
(TIGA)
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan hidayah
dan pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
dari mata kuliah Biokimia. Salawat serta salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Ucapan
terima kasih kami kepada orang tua, terkhusus kepada Bpk.
H.
Marjuni, S.Ag. M.Pd selaku
dosen mata kuliah Filsafat, teman dan para khalayak yang telah memberikan dukungan motivasi
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami
sadar bahwa didalam penyelesaian makalah
ini terdapat kesalahan dan kekhilapan kami, dan itu merupakan bagian
yang tidak dapat terlepas dari kami sebagai manusia biasa yang bisa berusaha
dan berupaya dan yang menjadi penentu adalah ketetapan dari Tuhan yang Maha
Esa. Dan karena itu saran akan perbaikan dari para khalayak senantiasa dapat
memberikan pembelajaran yang baik pada kami sebagai penulis.
Akhir
kata doa yang kami haturkan semoga apa yang menjadi refrensi dari makalah ini
dapat diterima dan dapat bermamfaat oleh para khalayak.
Makassar, 10 November 2011
Tem
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dunia
pendidikan saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari soal
rumusan tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat,
sampai kepada persoalan guru, metode, kurikulum dan lain sebagainya.
Dan upaya
untuk mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan dengan berbagai upaya.
Tetapi upaya yang demikian itu tampaknya perlu dilacak pada akar
permasalahannya yang bertumpu pada pemikiran filosofis. Kita ketahui bahwa
secara umum filsafat berupaya menjelaskan inti dari segala yang ada, dan karena
itu filsafat dikenal sebagai induk segala ilmu.
Filsafat
pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam
dunia pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti
yang akan kita bahas dalam makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa
yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam dan fungsinya serta metode-metode
apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Tujuan dari
makalah ini agar kita mengetahui dan memikirkan bagaimana menggunakan metode
pendidikan ketika terjun dalam masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak
langsung. Karena dengan mengetahuinya kita setidaknya sudah bisa mengantisipasi
segala problem yang akan kita hadapi saat berada dalam masyarakat khususnya
dalam hal pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat
di buat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian dari metode pendidikan islam ?
2. Apa
jenis-jenis dari metode pendidikan islam
?
3. Apa
sajakah metode yang di pergunakan dalam penyelidikan filsafat ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1.
Mengetahui
tentang pengertian metode pendidikan islam
2.
Mengetahui
jenis – jenis metode pendidikan islam
3.
Mengetahui
tentang metode yang di pergunakan dalam penyelidikan filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
metode pendidikan islam
a.
Pengertian
Metode
Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang
terdiri dari kata "meta" yang berarti melalui, dan kata "hodos"
yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui.
Runes, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Noor Syam, secara teknis
menerangkan bahwa metode adalah (1) Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai
suatu tujuan. (2) Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari
ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu. (3) Suatu ilmu yang merumuskan
aturan-aturan dari suatu prosedur. Selain itu ada pula
yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan.Ada lagi
pendapat yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai
tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan itu bermakna
ditempatkan pada posisinya sebagai cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun
data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau tersistematisasikannya suatu
pemikiran.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan
alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai
sifat ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis,
bilamana metode itu mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpoce). Misalnya,
suatu metode tertentu pada suatu situasi dan kondisi tertentu dapat
dipergunakan untuk merusak, dan pada situasi dan kondisi yang lain dapat
dipergunakan untuk memperbaiki dan membangun. Contohnya, penggunaan video
cassete recorder (VRC) untuk merekam semua jenis film, baik fornografis maupun
yang moralis, yang hal itu bila dipergunakan sebagai media pembelajaran, maka
sasarannya dapat merusak disamping dapat memperbaiki atau membangun.
Monopragmatis adalah alat yang hanya dapat dipergunakan untuk mencapai satu
macam tujuan. Misalnya, laboratorium ilmu alam, hanya dapat dipergunakan untuk
eksperimen-eksperimen bidang ilmu alam, tidak dapat dipergunakan untuk
eksperimen bidang ilmu lain.
b.
Pengertian
Pendidikan Islam
Setelah kita membahas tentang metode, selanjutnya kita
akan membahas tentang pendidikan Islam. Tetapi terlebih dahulu kita akan
membahas tentang pendidikan. Banyak para pakar pendidikan yang mendefinisikan
pendidikan secara berbeda-beda tetapi pada intinya sama.
Beberapa
ahli pendidikan di Barat yang memberikan arti pendidikan sebagai proses antara
lain: Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dengan
mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat
dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik
melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk
membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu
kebiasaan yang baik.
Menurut William Mc Gucken, SJ, seorang tokoh
pendidikan Katolik berpendapat bahwa pendidikan diartikan oleh ahli Scholaktik,
sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari kemampuan-kemampuan manusia
baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang diorganisasikan, dengan atau
untuk kepentingan individual atau sosial dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan
yang bersatu dengan Penciptanya sebagai tujuan akhir.
Menurut Prof. Sugarda Purbakawaca, dalam
"Ensiklopedi Pendidikan"nya, memberikan pengertian pendidikan, sebagai
berikut: "Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha
dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya
serta ketrampilannya (orang menamakan ini juga "mengalihkan"
kebudayaan, dalam bahasa Belanda: Cultuurover dracht) kepada generasi muda
sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani
maupun rohani."
Setelah membahas Pendidikan selanjutnya kita akan
memaparkan tentang pendidikan Islam. Berikut ini adalah beberapa pengertian Pendidikan
Islam secara terminologi yang diformulasikan oleh para ahli Pendidikan Islam,
diantaranya adalah:
a. Menurut
al-Syaibaniy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah
laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam
sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran
sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi
dalam masyarakat.
b. Menurut
Muhammad Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis
dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan
proses tersebut, diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih
sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun
perbuatannya.
c. Ahmad D.
Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil)
d. Ahmad Tafsir
mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh
seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta
didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui
pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.
c.
Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa pengertian yang diformulasikan oleh para
pakar diatas tentang pengertian Metode dan Pendidikan Islam. Kita dapat
menyimpulkan tentang pengertian Metode Pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh
al-Syaibaniy yaitu, segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru
dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri
perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan
membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan
perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.
Ahmad Tafsir secara umum membatasi bahwa metode
pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kemudian
Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa metode Pendidikan adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan
pendidikan kepada anak didik.
Selanjutnya jika kata metode tersebut dikaitkan dengan
pendidikan Islam, dapat membawa arti sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan
agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran,
yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai cara untuk memahami, manggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga
terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Jenis-jenis dari metode pendidikan islam
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang
dipakai dalam dunia pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari
tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa metode
pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
Dalam
bukunya, Syaibany memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode
Pengambilan Kesimpulan atau Induktif.
Metode ini bertujuan untuk membimbing pelajar untuk
mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan
kesimpulan. Metode ini mulai dengan membahas dari bagian-bagian yang kecil
untuk sampai kepada undang-undang umum.
Metode ini dapat digunakan pada berbagai ilmu yang
mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam. Misalnya, nahu, saraf, fiqhi,
hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam berbagai ilmu yang lain. Dan metode
ini telah digunakan oleh pendidik-pendidik dan cerdik pandai Islam. Orang-orang
Islamlah yang mula-mula menggunakan dan memantapkan metode ini sebelum
munculnya Roger Bacon, dan sesudah itu Francis Bacon yang selalu dianggap orang
sebagai pencipta metode tersebut.
b . Metode
Perbandingan
Metode ini berbeda dengan
metode induktif, dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada
yang khusus, dari keseluruhan kepada bagian-bagian yang kecil, dimana
disebutkan prinsip umum dahulu, kemudian diberi contoh-contoh dan
perincian-perincian yang menjelaskan dari prinsip-prinsip umum tersebut. Metode
perbandingan dapat digunakan pada pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran yang
mengandung prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya
termasuk bagian-bagian dan masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam mengajarkan
bahasa, baik sastra atau nahu, sejarah, saraf dan lain-lain.
Pendidik-pendidik dan para
ulama-ulama Islam sudah banyak menggunakan metode perbandingan dalam pengajaran,
perbincangan dan dalam usaha membuktikan kebenaran fikiran dan kepercayaan
mereka pada karya-karyanya. Terutama sesudah mereka berhubungan dengan logika
Aristoteles, yang pertama kali merupakan logika perbandingan.
c.
Metode Kuliah
Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa
mengajar menyiapkan pelajaran dan kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara
penting yang ingin dibicarakannya. Ia memulai kuliahnya dengan mengutarakan
sepintas lalu tentang perkara-perkara penting yang ingin dibicarakan. Kemudian
menjelaskan dengan terperinci tentang perkara-perkara yang disimpulkannya pada
permulaan kuliahnya. Pelajar-pelajar mengikuti dengan mendengar dan mencatat
apa yang difahami dari kuliah itu, untuk dipelajari sekali lagi dengan cara
masing-masing.
Pendidik-pendidik Islam mengenal metode ini,
sebagaimana juga mereka telah mengenal dua metode sebelumnya. Mereka
menggunakannya dalam pengajaran, bimbingan, dan dakwah kepada jalan Allah.
Mereka telah meletakkan dasar-dasar, prinsip-prinsip dan syarat-syarat yang
menjamin kejayaannya sebagai metode mengajar dakwah.
d.
Metode Dialog dan Perbincangan
e.
Metode Dialog
metode yang berdasarkan pada dialog, perbincangan
melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat diragukan,
dikeritik dan dibantah lagi. Ahli-ahli pendidikan Islam telah mengenal metode
dialog yang dianggap oleh pendidik-pendidik modern berasal dari filosof Yunani
Socrates, kemudian mereka kembangkan sesuai dengan tabiat agama dan ahlaknya.
Dan atas itulah didasarkan metode perdebatan yang betul-betul merupakan salah
satu ciri-ciri khas pendidikan Islam.
f.
Metode Lingkaran
Pada metode ini, yang terus menerus dipergunakan pada
yayasan-yayasan pendidikan dalam dunia Islam semenjak bermulanya dakwah
Islamiyah. Pelajar-pelajar mengelilingi guru-gurunya dalam setengah bulatan
untuk mendengarkan syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia duduk bersandar pada
sebuah tiang di Mesjid menghadap kiblat. Sebagian ulama mengkhususkan
tiang-tiang tertentu yang dijadikan majlisnya sepanjang hidupnya. Kalau seorang
guru telah memilih tempat tertentu untuk tempat pengajarannya maka biasanya
beliaulah mendapat keutamaan untuk menempati tempat tersebut
Guru-guru yang memasuki halaqah pelajaran harus
telah berwudu' dan berbau harum dan dalam bentuk pakaian yang baik dan dengan
khusu' kepada Allah, terutama pada pelajaran tafsir dan hadits. Guru memulai
pelajaran dengan membaca Bismillah, dengan memuji kepada Allah dan mengucapkan
salawat kepada Nabi SAW. Kemudian barulah dia memulai pelajarannya. Sehingga
bila ia selesai ditutupnya dengan membaca al-Fatihah kemudian murid-muridnya
disuruh untuk membaca pelajaran yang akan datang.
g.
Metode Riwayat
Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang
digunakan oleh pendidik Islam. Hadits, bahasa dan sastera Arab termasuk
ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan
metode ini. Tentang hadits Nabi, sahabat-sahabat Nabi SAW meriwayatkan apa yang
didengarnya dari beliau tentang hukum-hukum petunjuk, atau pekerjaan-pekerjaan
dan keadaan disaksikan dan dilaksanakan.
h.
Metode
Mendengar
Metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan sesuatu.
Metode ini banyak digunakan pada abad pertama dakwah Islamiyah, karena pada
saat itu tulisan dan pembacaan belum tersebar luas dimasyarakat. Dan juga
karena para ahli pada abad itu tidak senang menulis apa yang diriwayatkannya
sebab kawatir kalau tulisan itu akan serupa dengan al-Qur’an.
i.
Metode Membaca
Metode ini merupakan alat yang digunakan dalam
mengajarkan dan meriwayatkan karya ilmiah yang biasanya bukan karya guru sendiri.
Menurut metode ini murid membacakan apa yang dihafalnya kepada gurunya atau
orang lain membacanya sedang dia mendengar.
Metode ini tersebar setelah pintu ijtihad didunia
Islam telah tertutup, dan pengajaran terbatas hanya pada mengikuti buku-buku tertentu
yang berkisar dari situ ke situ saja, tidak boleh melampuinya. Segala usaha
hanya tertumpu pada membaca, manghafal dan mengulang-ulang kata-kata orang
dahulu.
j.
Metode Imla’
Metode Imla’ adalah metode mencatat apa yang
didengarnya. Misalnya seorang guru membacakan sebuah naskah kemudian
murid-muridnya mencatat setiap kata yang didengarnya. Metode ini pernah
digunakan pada saat memberikan imla’ dalam hadits seperti yang dilakukan oleh
Al-Sayuti pada tahun 873 H. dan metode ini juga digunakan pada pelajaran bahasa
Arab.
k.
Metode Hafalan
Metode hafalan adalah salah satu metode yang terpusat
pada hafalan. Ulama-ulama terdahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk
mengahafal al-Qur’an dan al-Hadits. Karena pada saat itu sedikit sekali yang
mengerti tentang tulis menulis. Metode hafalan ini masih digunakan sampai
sekarang, karena terbukti bisa meningkatkan pemikiran.
l.
Metode
Pemahaman
Metode pemahaman adalah memahami suatu wacana yang
sedang dikaji. Metode ini sangat penting dalam pendidikan Islam, karena dengan
memahami sebuah tulisan kita bisa mengerti maksud dibalik tulisan itu. Banyak
dari kalangan kita yang hanya membaca sebuah buku tetapi sulit untuk
memahaminya. Karena metode ini memerlukan pemikiran yang lebih dibandingkan
dengan metode yang lainnya.
m.
Metode
Lawatan Untuk Menuntut Ilmu
Metode lawatan adalah berkunjung kesuatu tempat untuk
mencari ilmu atau biasa disebut dengan Studi Banding. Pada saat ini
studi banding banyak dipraktekkan dalam lingkungan pendidikan dari TK, SD, SMP,
SMA, Perguruan Tinggi, bahkan instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini
didasarkan pada manfaat yang diperoleh dari metode ini. Dengan metode ini kita
akan mempunyai banyak teman, mendapat ilmu, dan memperoleh pengalaman yang
sebelumnya tidak kita dapatkan ditempat kita belajar.Para ulama kita pada zaman
dahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk mencari ilmu, menyebar luaskan
Islam.
Abdurrahman
mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a. Metode
ceramah, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian
pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan
atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah
untuk memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
b. Metode
Diskusi, yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi.
Dalam metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak
bisa diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari
berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta
diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang
paling benar atau terbaik.
c. tanya jawab
dan dialog, yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan
dan pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar
fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid
sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah
buku. Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan,
deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat.
Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab
peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
d. Metode
perumpamaan atau Metafora. Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna
kongkrit memberi gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini
adalah perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur'an. Seperti yang terdapat dalam
Surat Ankabut ayat 41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang
yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah
laba-laba kalau mereka mengetahuit (Ankabut 41)
e. Metode
hukuman, yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta
didik. Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi
dalam kondisi tertentu harus digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini
adalah: hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki
peserta didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila
metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan
kepada peserta didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga
ia sadar akan kesalahannya.
Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan yang
berdasarkan Metode Qur’an dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu:
a. Metode Hiwar
(percakapan) Qur’ani dan Nabawi, adalah percakapan silih berganti antara dua
pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu
tujuan yang dikehendaki oleh pendidik. Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam,
yaitu: (1) Hiwar Khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog
antara Tuhan dengan hamba-Nya. (2) Hiwar Washfi, yaitu dialog antara
Tuhan dengan malaikat atau dengan makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat
Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT berdialog dengan
malaikat tentang orang-orang zalim. (3) Hiwar Qishashi terdapat dalam
al-Qur'an, yang baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan
bagian dari Uslub kisah dalam Al-Qur'an. Seperti Syuaib dan kaumnya yang
terdapat dalam Surat Hud ayat 84-85. (4) Hiwar Jadali adalah hiwar yang
bertujuan untuk memantapkan hujjah atau alasan baik dalam rangka menegakkan
kebenaran maupun menolak kebatilan. Contohnya dalam al-Qur'an terdapat dalam
Surat An-Najm ayat 1-5. (5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan
oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
b. Metode Kisah
Qur’ani dan Nabawi, adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan
cerita-cerita yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur'ani
bukan semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat
agar beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode
pendidikan yang sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.
c. Metode
Amtsal (perumpamaan) Qur’ani, adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat
perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik
dalam memahami konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu
mengambil benda konkrit seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan
dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali
disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan
oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
d. Metode
keteladanan, adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak
dalam merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya,
ini dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur.
Dasarnya karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang
baik, tetapi yang tidak baik juga ditiru.
e. Metode
Pembiasaan, adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu
sejak dia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang
dilakukan peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu
seterusnya.
f. Metode Ibrah
dan Mau’izah. Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan
melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu
pernyataan atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari
sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan
metode Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan
kerugian dalam melakukan perbuatan
g. Metode
Targhib dan Tarhib. Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks
kebahagian hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan,
kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan
pembelajaran dalam konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau
ancaman Allah karena dosa yang dilakukan.
3. Metode yang di
pergunakan dalam penyelidikan filsafat
John Dewey,
ahli filsafat Pendidikan USA, sedikit berbeda degan Descartes dalam hal metode/cara-cara
yang dipergunakan dalam berpikir, meskipun sama rasionalistisnya, yaitu
berpikir refleksi, suatu cara berpikir yang dimulai dari adanya problem-problem
yang dihadapkan padanya untuk dipecahkan.Kenyataan merupakan sduatu problem
yang oleh para ahli filsafat dipandang sebagai problem besar, yang cara
pemecahannya sebagai berikut: (menurut J. Dewey)
- Lebih dahulu harus menganalisis situasi secara
hati-hati dan mengumpulkan semua fakta yang dapat kita peroleh
- Setelah melakukan Observasi, maka pemecahan yang
diusulkan dan ditetapkan
- Melalui metode histories. Paara ahli piker dapat
mendekatinya sampai tingkat tertentu yang wajar dengan menggunakan metode
ini.
Metode
lainnya yang digunakan dalam Study Filasafat Pendidikan adalah sebagai berikut:
-
Metode Analitis-Sintesis
Yaitu suatu
metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran
pemikiran secara induktif dan deduktif serta analisis ilmiah.
Banyak ahli
filsafat Yunani kuno mempergunakan metode berpikir Induktif. Seperti Thales, yang
dengan menyaksikan air yang terdapat disemua likasi, semua makhluk, baik
tumbuhan maupun binatang atau manusia yang dalam yubuhnya mengandung air.
Gejala ini kemudian dijadikan kesimpulan bahwa segala yang maujud ini berasal
dari air. Begitupun Anaximenes yang menganggap bahwa segala sesuatu yang maujud
ini berasal dari udara.
Metode
berpikir Induktif dapat disempurnakan dengan berpikir deduktuf, yaitu berpikir
dengan menggunakan premis-premis dari fakta yang bersifat umum menuju kearah
yang bersifat khusus sebagai kesimpulan. Cara ini banyak didasarkan atas
fenomena kehidupan dialam semesta, misalnya problema yang bernilai cultural
edukatif dengan menggunakan premis-premis yang benar, diukur dengan kenyataan
yang berlaku. Dapat disusun suatu silogisme sebagai berikut:
- Premis mayor : Bangsa yang ingin memperoleh
kemajuan hidup, harus memperoleh pendidikan yang baik dan terencana
- Premis minor : Bangsa Indonesia juga ingin
memperoleh kemajuan
- Kesimpulan : Bangsa Indonesia harus memperoleh
pendidikan yang baik
- Filsafat dipandang sebagai analisis logis dari
bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan konsep, maka metode
pengungkapan permasalahannya pun menggunakan analisis bahasa dan analisis
konsep. Analisis bahasa dan konsep itu dipandang oleh hamper semua ahli
filsafat sebagai fungsi pokok yang sah dari filsafat
Analisis
filosofis pada hakikatnya adalah terrdiri dari analisis Linguistik (bahasa) dan
analisis konsep. Analisis bahasa digunakan untuk mengetahui arti yang
sesungguhnya dari sesuatu, sedangkan analisis konsep adalah analisis kata yang
dianggap kunci pokok yang mewakili suatu gagasan atau konsep. Kedua konsep
tersebut tak dapat dipisahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas
dapat kami simpulkan beberapa hal, yaitu ternyata dalam dunia pendidikan
memiliki banyak metode pendidikan. Karena dalam pendidikan seorang pendidikan
tidak hanya mengenal satu karakter orang saja tetapi banyak karakter, hal ini
menyebabkan ketika pendidik sedang mengajar akan menghadapi masalah yang
berbeda-beda. Disamping itu metode pendidikan merupakan jembatan yang bisa
menghubungkan pendidik dengan peserta didik, seandainya metode ini tidak ada
pendidik akan kesulitan dalam menerapkan kurikulum dan tujuan yang ingin
dicapainya.
Metode pendidikan sangat
penting dalam dunia pendidikan, untuk itu setiap pendidik hendaknya mengetahui
tentang metode pendidikan. Bukan saja secara formal tetapi yang tidak formalpun
harus diketahui. Banyak para ahli pendidikan dahulu maupun sekarang
memformulasikan metode pendidikan, tetapi pada kenyataannya memilki satu tujuan
yaitu membentuk manusia yang terdidik.
B.
Saran
Mungkin hanya itu yang dapat kami simpulkan dari
beberapa uraian diatas. semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya generasi
muda yang akan terjun dimasyarakat tentunya harus mempunyai bekal yang matang
dan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, H. M. 1987. Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara
Barnadib,
Imam. 1990. Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan IKIP Yogyakarta
Nata, H. Abudin. 1997. Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Ahmad
Tafsir. 2006. Filsafat pendidikan Islam. Bandung: Pt Remaja Rosda
Nurcholis
Madjid. 1994. Khasanah Intlektual
Islam. Jakarta: Pt Bulan Bintang
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar